Cari

Kerajinan Tenun Ulos Terancam Punah

Posted 23-08-2013 13:43  » Team Tobatabo

London: Antropolog Belanda Sandra Niessen mengatakan kerajinan tenun ulos Batak mengalami kelesuan drastis selama 30 tahun terakhir dan terancam punah jika tidak ada usaha-usaha untuk menyelamatkannya.

Hal itu, kata pengurus Bonapasogit Panusunan Simanjuntak, Rabu (29/5), disampaikan Niessen saat berbicara dalam pertemuan perkumpulan masyarakat Batak Bonapasogit di Kerajaan Inggris Raya.

"Saya khawatir kerajinan tenun itu akan punah sama sekali," kata Niessen yang mempelajari dan memberi kuliah serta menulis artikel dan buku tentang kebudayaan Batak, terutama seni tenun ulosnya, sejak 1979.

Niessen yang memperoleh gelar PhD cum laude dari Universitas Leiden pada 1985 dengan tesis Motifs of Life in Toba Batak Texts and Textiles banyak menulis buku mengenai kain Ulos, di antaranya yang berjudul Batak Cloth and Clothing: A Dynamic Indonesian Tradition yang diterbitkan pada 1993.

Buku terbarunya Legacy in cloth: Batak textiles of Indonesia terbit pada 2009, berukuran kertas A4 setebal hampir 1.000 halaman dan ditulis dalam bahasa Inggris. Buku itu memuat berbagai jenis ulos, penjelasan tentang teknik pembuatan dan kegunaannya, serta gambar lama dari orang yang mengenakan ulos.

Semula, Niessen berpikir cukup waktu enam bulan baginya untuk mengumpulkan bahan dan menulis buku tentang ulos Batak. 

Dia tidak pernah menduga akan melewatkan waktu hingga lebih dari 30 tahun sampai terbitnya buku Legacy in Cloth.

Selama itu, dia bolak-balik berkunjung ke banyak kampung di Tanah Batak dengan kadang-kadang berdiam di sana untuk beberapa lama.

"Sekarang saya sedang bekerja untuk mengembalikan apa yang saya peroleh dari kampung-kampung Tanah Batak," kata Niessen tentang proyeknya, Pulang Kampung yang dirancang untuk menghidupkan kembali kerajinan tenun ulos Batak. 

Lewat proyek itu, dia telah memberikan buku Legacy in Cloth kepada sejumlah orang di Tanah Batak. 

Pada Augustus--September mendatang, dia akan kembali pulang kampung untuk membagikan 40 buku lagi kepada orang-orang yang berkaitan dengan budaya tenun ulos. 

Ini akan menjadi proyek Pulang Kampung III setelah peluncuran proyek itu pada 2010.

"Pemberian buku ini adalah tanda terima kasih saya kepada sahabat sahabat yang telah memberikan kepada saya pengetahuan tentang ulos Batak, kegunaannya, cara pembuatannya, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu. Saya berharap hadirnya buku ini akan menyumbang kepada hidupnya kembali budaya tenun ulos Batak," kata Niessen.

Pada perjalanan ini, Niessen akan menyertakan satu kelompok pemusik Batak dan akan memutarkan film Rangsa Ni Tonun--film tentang pembuatan ulos tenun--di kampung-kampung yang akan dikunjungi.

Rombongan akan menggunakan solu bolon (perahu tradisional Batak) ketika melintasi Danau Toba saat berpindah dari satu kampung ke kampung lainnya. (Ant)