Cari

Hanya Berjarak 10 Km, Lihat Perbandingan Jalan Menuju Desa Sampuran dan Rumah Pribadi Bupati Paluta

Posted 06-11-2018 17:59  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kondisi jalan babak belur menuju desa Sampuran, Padangbolak, Padanglawas Utara

PADANGLAWAS UTARA - Kondisi jalan menuju Desa Sampuran, Kecamatan Padangbolak, Padanglawas Utara, akan tampak sangat kontras bila dibandingkan dengan megahnya rumah pribadi Bupati Padanglawas Utara Bachrum Harahap.

Padahal, Sampuran dan rumah pribadi Bachrum yang berada di Batutambun, Padanglawas Utara, hanya berjarak sekitar 10 kilometer. Bahkan, jalur menuju Desa Sampuran juga searah dengan rumah tersebut.

rumah pribadi bupati paluta

Foto Rumah pribadi rumah pribadi Bupati Padanglawas Utara Bachrum Harahap di Batutambun, Padanglawas Utara. (TRIBUN MEDAN/NANDA F BATUBARA)

"Iya itu rumah pribadi beliau. Itu kan baru beberapa bulan ditempati, baru siap," kata Anggota DPRD Padanglawas Herman, melalui sambungan telepon, Senin (5/11/2018).

Herman mengaku kurang mengetahui persoalan serta kondisi anak-anak di desa Sampuran, Padanglawas Utara. Sebab, desa itu tidak berada di daerah pemilihannya.

Foto Infrastruktur jalan menuju Desa Sampuran, Padangbolak, Padanglawas Utara, Selasa (TRIBUN MEDAN/Nanda F Batubara)

Terpisah, Anggota DPRD Padanglawas Utara lainnya, Syamsul Daulay, juga mengakui kurang paham dengan situasi terkini, baik infrastruktur jalan maupun sekolah pembantu di Desa Sampuran.

Meski demikian, Syamsul mengakui desa itu berada di daerah pemilihannya.

Syamsul mengatakan bahwa peningkatan jalan di Padanglawas Utara kerap terkendala dengan keterbatasan anggaran. 

Sekadar diketahui, APBD Padanglawas Utara Tahun Anggaran 2018 sekitar Rp 1,3 triliun.

"Kalau usulan itu sudah pernah masuk, tapi kadang-kadang keterbatasan anggaran juga mungkin alasannya. Di Sampuran itu saya juga tidak tahu kondisi fisiknya, sampai dimana kondisi real-nya," kata Syamsul.

Anggota Komisi C DPRD Padanglawas Utara ini mengatakan, kondisi pendidikan anak-anak di Desa Sampuran akan disampaikannya kepada pemerintah setempat.

Ia juga berterima kasih dan mendukung agar kondisi yang serba buruk di tempat itu, dipublikasikan supaya mendorong pemerintah memberikan perhatian.

Sama seperti Herman, Syamsul juga membenarkan bahwa rumah pribadi Bachrum berapa searah menuju Desa Sampuran.

"Iya itu rumah pribadinya," kata Syamsul.

Sementara itu, Bupati Padanglawas  Utara Bachrum Harahap hingga berita ini diturunkan belum dapat dimintai komentarnya. Bachrum juga tidak menjawab panggilan telepon saat dihubungi.
Hal pertama yang paling menarik perhatian ketika berkunjung ke Desa Sampuran, Kecamatan Padangbolak, Padanglawas Utara, sudah pasti infrastruktur jalan.

Bila ada kata yang melebihi makna parah, mungkin itulah yang cocok mewakili kondisi jalan menuju desa tersebut.

Miris, sebab desa ini hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunungtua, pusat administrasi pemerintahan Padanglawas Utara. Bahkan tak jauh dari rumah dinas Bupati Padanglawas Utara. Jalan ini berstatus jalan kabupaten.

Dari Gunungtua, desa itu dapat ditempuh dalam waktu hampir satu jam meski hanya berjarak 10 kilometer. Itu pun bila kondisi cuaca baik. Sebab bila tidak, jangan harap dapat melintasi jalan di sini.

Kondisinya memang begitu memprihatinkan. Sempit dan sebagian besar rusak parah. Jalanan di sini belum dibalut hotmix. Tanah, bebatuan serta jalur yang naik turun membuat tiap pengendara yang melintas jalan di sini akan mengerutkan kening. Tak jarang mengakibatkan kendaraan rusak.

"Padahal desa kami ini tidak jauh dari Gunungtua, tapi ya seperti ini. Dari dulu seperti ini, parah" ujar Juned, pemilik warung makan yang berada di sekitar Desa Sampuran.

Menurut Juned, ada banyak desa yang menggantungkan akses utama pada jalan ini. Selain Desa Sampuran, ada juga Desa Nabonggal, Desa Batangbulu, Desa Simandi Angin Dolok, Desa Simandi Angin Lombang dan Desa Liang Asona.

Meski merupakan jalur utama, kondisi jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut sangat memprihatinkan. 

Selain kendaraan mesti tangguh, pengendara juga wajib memiliki ketangkasan lebih ketika melintasi jalan di sini.

"Ini sudah mendingan, kalau dulu ampun kita mau ke Gunungtua," kata seorang warga, Siregar.

Amatan Tribun-Medan.com, jalan rusak mulai ditemui dari Hajoran menuju Sampuran hingga desa-desa setelahnya.

Kondisi tanah yang lembek, bebatuan serta jalur yang naik turun, menyebabkan jalan sukar dilalui. Bahkan, kendaraan tim Tribun Medan beberapa kali terperosok di beberapa titik jalan rusak.

Di antara Hajoran dan Sampuran, terlihat pengerjaan beton jalan sudah dimulai. Ada tiga titik yang terlihat sedang dalam pengerjaan.

Berdasarkan pelang proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Padanglawas Utara, proyek peningkatan jalan jurusan Hajoran-Sampuran ini memakan biaya Rp 735 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).

Proyek ini dilaksanakan oleh CV Putra Andalan Utama berdasarkan nomor kontrak 620/4842/PPK/2018. Kontrak diteken pada September 2018 dan masa pengerjaannya 110 hari kalender dengan volume pengerjaan sebesar 379,40 meter kubik.

Amatan Tribun Medan, Desa Hajoran dan Desa Sampuran hanya berjarak sekitar empat hingga lima kilometer. Meski terkesan dekat, namun butuh waktu hampir satu jam untuk dapat sampai. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang sangat buruk.

Warga Desa Sampuran, Siregar, mengaku pesimistis akses menuju desanya dapat bagus meski pemerintah daerah terlihat sudah memulai pengerjaan peningkatan jalan.

"Nanti belum siap semua diperbaiki sampai ke sini, yang sana sudah rusak lagi," katanya.

Proyek peningkatan jalan itu juga dianggap bukan angin segar bagi murid-murid di Desa Sampuran. Sebab, sekolah dasar negeri induk yang menjadi rujukan anak-anak Desa Sampuran bukan berada di Desa Hajodan. Melainkan di Desa Liang Asona. 

Sedangkan hingga saat ini, belum tampak tanda-tanda peningkatan jalan di jalur tersebut. Padahal, kondisi jalan mulai Desa Sampuran menuju Desa Liang Asona terlihat lebih parah daripada kondisi jalan dari Desa Hajoran ke Desa Sampuran.

"Separah-separahnya jalan dari Hajoran kemari, lebih parah lagi dari sini ke Liang Asona," kata Siregar.

Kepala Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Padanglawas Utara M. Nuh belum dapat dimintai komentarnya perhial kondisi jalan mulai dari Desa Hajoran menuju Desa Sampuran hingga desa-desa setelahnya.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Padanglawas Utara yang juga mantan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemkab Padanglawas Utara Hendrik, tak memungkiri buruknya infrastruktur jalan di daerah itu.

Menurut dia, kondisi jalan itu sudah sedemikian rupa sejak dulu.

"Iya," kata Hendrik singkat.

Hendrik membenarkan sudah ada program peningkatan jalan mulai Desa Hajoran hingga Desa Sampuran.

Pekerjaan ini ditargetkan rampung pada Desember 2018.

Namun demikian, Hendrik mengatakan hingga saat ini belum ada program peningkatan jalan mulai dari Desa Sampuran hingga desa-desa setelahnya.

Padahal, separah-parahnya infrastruktur jalan dari Desa Hajoran menuju Desa Sampuran, lebih parah lagi kondisi jalan mulai dari Desa Sampuran menuju desa-desa berikutnya. Termasuk menuju Desa Liang Asona.

"Kalau itu nantilah kita rencanakan saja nanti untuk itu. Untuk tahun depan," kata Hendrik.