Pemuda Gereja Tewas Tenggelam Di Pantai Bulbul Balige
Keceriaan dan sukacita saat berwisata ke pantai indah Lumban Bulbul Balige berubah menjadi duka. Naman Sipayung (22), salah seorang pemuda gereja GKPS Pusuk Pardamean Nagori Talun Kondot Kecamatan Panombean Panei, tewas tenggelam.
Informasi dihimpun, Minggu (18/6) warga Dusun Pusuk Pardamean, Desa Talun Kondot, Kecamatan Panombeian Panei ini berwisata ke Pantai Bulbul bersama para pemuda GKPS Pusuk Pardamean.
Ketua pemuda gereja Joel Purba menerangkan, mereka berangkat sebanyak 21 orang, berikut satu orang pembimbing dari orangtua. Tujuannya adalah Pantai Lumban Bulbul Balige. Mereka tiba sekira pukul 11.00 WIB. Usai makan, satu per satu mereka turun berenang.
Dan, sekira pukul 13.30 WIB, peserta rombongan kecarian karena Naman Sipayung yang tidak berada dalam rombongan. Awalnya mereka tidak begitu gusar lantaran banyak kemungkinan, apakah sedang main-main di sepanjang pantai atau kegiatan lainnya.
Namun lama dicari, Naman tidak ketemu juga. Dan, sekira pukul 17.00 WIB, ketua rombongan memberitahu informasi itu kepada penjaga pantai dan langsung dilakukan penyelaman.
Sekitar 30 menit dicari, korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dasar danau dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, tepatnya pukul 17.30 WIB. Selanjutnya korban dievakuasi ke RSU HKBP Balige.
“Seingat kami, setelah tiba di pantai, Naman membeli celana pendek. Kemudian turun ke danau bersama 2 teman lainnya. Naman tidak berenang, jadi dia mencoba berjalan mengukur kedalaman air. Waktu itu diukur sebatas dada. Lalu dia mandi-mandi,” tutur Joel Purba yang diwawancarai di RSU HKBP Balige.
Menurutnya, Naman lepas dari perhatian rombongan, dimana Naman sendiri sudah dianggap dewasa. Ketika Naman tidak berada dalam rombongan, mereka berpikir kemungkinanan Naman jalan-jalan di sekitar pantai atau kegiatan lainnya.
“Jadi, kejadian itu kami tidak ada yang melihat,” jelasnya.
Joel menjelaskan, informasi itu telah disampaikan kepada keluarga korban dan direncanakan jasad korban akan dibawa langsung ke Simalungun.
Diketahui, hingga pukul 20.00 WIB, jasad korban masih berada di ruang jenazah RSU HKPB Balige. Sementara para peserta rombongan sibuk mengurus administrasi rumah sakit.
Tampak hadir menemui rombongan Wakil Bupati Tobasa Ir Hulman Sitorus didampingi Kadis Sosial dr Rajaipan Sinurat dan Kadinkes dr Frida Sinaga dan sejumlah personel Polsek Balige.
Kapolsek Balige AKP P Siamarmarta melalui Kanit Reskrim IPDA E Sitorus didampingi Kanit Intelkam Polsek Balige Aiptu T Simangunsong membenarkan kejadian itu.
“Benar, muda-mudi GKPS Pusuk atas nama Neman ditemukan tenggelam di Pantai Bulbul, tepat di depan staiker pantai. Sudah dievakuasi dan saat ini berada di RSU HKBP Balige,” ungkapnya.
Sebelumnya, Agustus 2016 lalu, seorang pelajar SMP, Naomi Lubis (15), tenggelam di Pantai Lumban Lumbin (Lumban Binanga) Laguboti.
Dan, pada Rabu (10/8), korban berhasil ditemukan oleh tim gabungan pencarian yang melibatkan penyelam Basarnas dan BPBD Tobasa tidak jauh dari tempat korban pertama kali tenggelam. Jasad korban ditemukan terkubur pasir.
Beberapa bulan setelahnya, tepatnya 2 Oktober 2016 lalu, Damayanti Siahaan (18) ditemukan tewas tenggelam di Pantai Ancol kecamatan Porsea. Korban tenggelam saat berenang usai merayakan ulang tahun temannya bernama Lastri Hutagaol.
Diketahui, korban bersama tiga orang temannya, yakni Lastri Hutagaol, Jelly Napitupulu dan Intan pergi merayakan ulang tahun Lasti ke-18. Namun, Lastri sebelumnya sudah mengingatkan kepada temannya agar tidak berenang di Danau Toba, namun mereka tidak menghiraukan.
Mereka berempat akhirnya berenang di pinggiran Danau Toba. Ternyata mereka tidak sadar jika lokasi berenang sudah agak dalam.
Tak berapa lama kemudian, keempatnya tenggelam karena tidak bisa berenang.
Warga kemudian menolong tiga orang yang tenggelam, namun Damayanti masih tertinggal di dalam air. Bahkan, setelah 10 menit kemudian mereka baru sadar bahwa Damayanti masih berada di dalam air.
Warga kemudian kembali melakukan pencarian dan akhirnya Damayanti ditemukan. Warga langsung melakukan pertolongan pertama dengan memberikan nafas buatan. Namun korban tak tertolong lagi.