Torang Sitorus: Ulos Lambang Kasih Sayang
Caption: Perancang Busana dan Kolektor Ulos Torang Sitorus menjelaskan makna ulos kepada tokoh adat batak di Redaksi Kompas Gramedia Medan, Kamis (4/8/2016).
MEDAN - Para tokoh Batak berdiskusi mengenai rencana pengajuan ulos sebagai warisan dunia ke UNESCO di Ruang Redaksi Kompas Gramedia jalan KH Wahid Hasyim No 37 Medan, Kamis (4/8/2016).
Perancang busana internasional dan kolektor ulos Torang Sitorusj uga terlihat hadir dalam diskusi ini. Bahkan, Torang membawa berbagai jenis ulos untuk ditunjukkan kepada tokoh batak lainnya.
"Ini barang yang berharga sekali. Jujur saya tidak pernah bercerita ulos di kalangan orang batak. Sebenarnya ulos lebih tinggi dari sebuah lukisan. Banyak jenis ulos dengan motif dan filosofi yang berbeda," sebut Torang sembari memperlihatkan koleksinya.
Torang menyebutkan bahwa masih ada orang batak yang tidak mengetahui apa itu ulos. Padahal ulos merupakan lambang kasih sayang.
"Dulu ulos tidak diperjualbelikan. Hanya sekadar pakaian, dan berkembang menjadi lambang kasih sayang (adat)," sebut Torang.
Menilik kondisi yang tak lazim. Kini Torang sedang fokus dalam mengembalikan nilai ulos. Ia menyebutkan tengah mendampingi penenun di berbagai daerah.
"Saya sedang mendampingi beberapa penenun untuk mengembalikan semangat ulos seperti dulu. Saya juga akan ke Itali untuk mempromosikan ulos. Sebelumnya saya sudah membawa ulos ke Jerman dan Belanda," pungkas Torang.
Sumber Tribun Medan