Dnanu Kerinci Di kaki Gunung Raja
Pemandangan di sekitar danau ini begitu menawan. Mata Anda tak akan bosan melihat hamparan air yang jernih dilatarbelakangi barisan pegunungan yang anggun. Di tengah danau terlihat perahu-perahu nelayan sedang mengarungi permukaan airnya yang tenang. Di desa-desa sekitar danau, terdapat sejumlah batu berukir peninggalan masa megalit dari 2.000 tahun yang lalu.
Danau Kerinci terletak di kaki Gunung Raja dan merupakan danau vulkanik seluas 4.200 hektar dengan kedalaman 110 meter, dengan ketinggian 783 meter di atas permukaan laut dan memiliki kelililing sepanjang 70 km. Secara administratif termasuk dalam Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau.
Danau Kerinci merupakan danau kedua terbesar di Sumatera. Keindahannya selalu dikaitkan dengan legenda yang ada di Kerinci. Adalah Calupat dan Calungga dua bersaudara kembar yatim piatu yang tinggal di kaki Gunung Kerinci. Mereka memiliki pusaka Merah Delima dan Batu Putih peninggalan orang tuanya. Suatu hari Calungga pergi berburu seorang diri, dalam perjalanan ia menemukan sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawa pulang untuk diperlihatkan kepada Calupat adiknya namun ternyata Calungga memutuskan untuk memakan telur itu seorang diri. Setelah menyantap telur raksasa, Calungga kehausan tetapi ternyata kehausan Calungga berbeda. Ia meminum air sungai sekitar Gunung Kerinci yang menyebabkan sungai menjadi kering. Tubuh Calungga lama-kelamaan berubah, memanjang dan memiliki sisik-sisik emas sebesar nyiru. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan batu mustika merah delima di kepalanya. Untuk menguji kesaktiannya, Naga Calungga memohon kepada segala dewa di bumi sakti alam Kerinci agar dapat menggenangi lembah dengan air sehingga terbentuklah danau besar. Putaran tubuh naga tersebut membentuk sebuah danau yang sekarang disebut Danau Bento di kaki Gunung Kerinci.
Calupat adik Calungga tak kuasa hidup seorang diri, ia minta naga Calungga mengantarkannya ke perkampungan penduduk di sebelah Timur matahari terbit agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk. Maka ditiup oleh sang naga sebuah muara dengan angin sakti yang sekarang ini menjadi sebuah sungai yang dinamai Sungai Muara Angin (Sungai Batang Merangin). Kemudian air menyusut karena terbawa arus naga Calungga yang menghilir ke Timur sehingga berobah menjadi sebuah lembah yang dinamai Renah Kerinci dan sebuah danau yaitu Danau Kerinci sekarang. Pada saat kedatangan mereka dihadapan penduduk sepanjang aliran sungai besar, Calupat duduk di atas kepala naga. Maka penduduk saat itu juga langsung menobatkan Calupat sebagai raja yang bergelar Sang Hyang Jaya Naga.
Kabupaten Kerinci memiliki beragam kesenian daerah bernuansa Islami yang ditopang kelompok-kelompok seni tersebar di berbagai daerah perdesaan. Pertunjukan kesenian daerah umumnya dikaitkan dengan acara serimonial seperti pernikahan, menyambut kelahiran seorang bayi, peresmian rumah tempat tinggal, acara sunatan anak laki-laki, dan bentuk acara lainnya.
Berbelanja
Tersedia kios-kios di sekitar Danau Kerinci sebagai pusat jajanan kuliner dengan berbagai makanan ringan industri rumah tangga serta aneka masakan ikan air tawar.
Anda dapat membeli oleh-oleh songket khas Jambi. Harga songket sangat mahal sekitar 1,2 juta rupiah namun harga ini sepadan dengan keindahannya melalui proses pembuatan yang memakan waktu cukup lama dan rumit. Bila songket terlalu mahal maka Anda dapat membeli yang lebih murah berupa kaos, kaos kerah, kemeja, kaos tema batik, dan beragam cendera mata menarik di Jalan Kolonel Amir Hamzah No.4.
Kuliner
Belum pas bila Anda berkunjung ke Danau Kerinci bila tidak mencicipi beras payo, gulai ikan semah, dendeng beteko, lemang dan jeruk pelompek, tojin, serta minum kopi kerinci dan teh kayu aro.
Untuk jenis makanan ringan, Anda dapat menikmati dodol kentang, keripik kentang, ubi jalar, minuman energi yang bahan bakunya dari kulit manis, dan sirop terong belanda. Untuk masakan, berbagai ikan air tawar dan ikan danau yang dikenal gurih seperti ikan semahdapat dinikmati di restoran sekitar danau sambil menikmati panorama alam.
Transportasi
Anda dapat menggunakan jalur darat dengan angkutan umum, mobil pribadi atau sewaan dari kota Jambu ke Sungai Penuh sekitar 500 km selama 10 jam. Dapat juga dari kota Padang ke Tapan kemudian melanjutkan ke Sungai Penuh sekitar 278 km selama 7 jam. Alternatif lain dari Padang ke lokasi sekitar 211 km selama 5-6 jam.
Perjalanan menuju Danau Kerinci dapat dilalui tiga jalur alternatif. Yang paling utama adalah jalur Jambi menuju Sungaipenuh. Jalur kedua dari Padang menuju Tapan, dan yang terakhir dari padang menuju Muaralabuh.